11.09.2007

Doa

Mataku berkaca-kaca. Mungkin lantaran terharu. Penyebabnya adalah kisah yang disampaikan Ustad Yusuf Mansyur, saat kotbah Jumat hari ini. Sebuah kisah sederhana, kejadian sebenarnya, namun sarat makna.

Seorang anak manusia tengah kalut memikirkan nasib putranya yang baru saja lahir. Bahkan, sebelum sang putra nongol ke muka bumi yang juga tengah kalut ini, sang bapak sudah kelimpungan. Uang di tangan cuma Rp 2 juta. Sang istri dibawa ke bidan, untuk melahirkan. Tapi, bidan ternyata tidak sanggup. Calon manusia di dalam perut sang istri rupanya bermasalah. Bidan menyarankan operasi cesar.

Pergilah sang bapak membawa istrinya ke RSCM. Benar ternyata. Sang bayi lahir dalam kondisi kesehatan yang parah. Ada gangguan otak dan jantung. Berat badan bayi ketika lahir 2,5 kg. Namun, beberapa hari kemudian beratnya susut jadi hanya 1,3 kg. Tak terbayangkan sedihnya hati ibu sang bayi, yang dilarang mendekap bayi karena kulitnya bisa susut kalau disentuh.

Hati sang bapak pun sama saja. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Tapi, keikhlasan dan ketundukannya kepada Sang Khalik rupanya tak pernah goyah. Dengan berurai air mata, ia memohon kesembuhan putranya kepada Allah. Oleh Sang Pencipta, doa pun terkabul. Perlahan tapi pasti, putranya beranjak sembuh.

Sampailah pada minggu ketiga putranya di RSCM. Lalu, ia diberitahu oleh petugas rumah sakit, anaknya sudah bisa dibawa pulang. Kegembiraan membuncah. Tapi, cuma sesaat. Ketika ia menanyakan biaya perawatan anaknya, sang bapak terkejut alang kepalang. Rp 27 juta rupiah harus ia siapkan, supaya anaknya bisa keluar dari rumah sakit.

Lagi-lagi, hanya doa dan tangisan tawaduk. Sang bapak tak tahu harus mengadu ke mana, selain hanya kepada Allah.

Esoknya, pergilah ia menemui seorang sahabatnya. Beban pun ia tumpahkan. Namun, sang sahabat bukanlah orang berpunya. Setelah menguras semua tabungan, sang sahabat hanya mampu mengumpulkan uang Rp 2 juta. Ia berikan uang itu, bukan sebagai pinjaman, tapi pemberian. Sang bapak tambah bingung. Manalah cukup uang itu untuk menebus anaknya.

Ia pun berlalu dari rumah sahabatnya di kawasan Ciledug. Saking bingungnya, ia berjalan kaki ke RSCM. Entah apa sebabnya, sepanjang perjalanan, uang Rp 2 juta pemberian sahabatnya malah dibagi-bagikannya kepada orang. Setibanya di RSCM, uang di tangannya cuma tersisa Rp 10 ribu.

Tak tahu harus bagaimana, sang bapak langsung menuju mesjid RSCM. Ia solat, lalu berdoa. Tangis pun kembali pecah. Dalam doanya, sang bapak bahkan sampai rela menyerahkan anaknya, asalkan ada orang yang mau menebus.

Usai berdoa, sang bapak hanya tertunduk diam. Rupanya, ada seorang ibu yang memerhatikan kegundahan si bapak. Ibu itu pun lalu menghampirinya, bertanya apa yang menyebabkannya resah. Lantas, berkisahlah sang bapak.

Usai sang bapak berkisah, si ibu langsung mengeluarkan sebuah kantong kresek dari dalam tasnya. Ia berkata bahwa dirinya sedari tadi memang sedang mencari orang miskin di RSCM yang membutuhkan bantuan. Kantong kresek itu pun lalu diletakkan di depan si bapak. Ibu itu lalu beranjak pergi.

Sang bapak hanya bisa bengong. Sesaat sadar, menghamburlah ia keluar masjid, mencari ibu yang memberikan dirinya uang dalam kantong kresek. Tapi, ibu itu sudah tidak terlihat lagi. Sadar uang dalam kantong kresek masih di dalam masjid, sang bapak kembali berlari, masuk masjid. Kantong kresek berisi uang itu masih teronggok di tempat semula.

Dibawanyalah uang itu ke bagian administrasi RSCM. Ia berkata, mudah-mudahan uang itu cukup. Ia memang tak menghitungnya lagi. Dan, setelah dihitung, uangnya pas Rp 27 juta.

Begitulah rupanya kekuatan doa. Sang bapak yang benar-benar tak tahu harus bagaimana membawa pulang putranya ke rumah, hanya bisa berdoa. Dan, nyatalah bahwa Allah itu memang amat dekat!

2 comments:

Anonymous said...

Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk Blogspot dengan installasi mudah. Salam!

http://www.lintasberita.com/Lokal/Doa/

Rain Zulfahmi said...

subhanallah, boleh saya copy ga mas kisah ini