10.02.2007

Catatan Perjalanan (1)

Dua minggu berturut-turut, aku meninggalkan Jakarta dan segala kesumpekannya. Seminggu puasa, aku terbang ke Yogya dan Semarang. Dua liputan Kuptun sudah menunggu: Nyai Bagelen & Syeh Siti Jenar.

Baru tiba di Yogya, aku dan rombongan sudah langsung menuju Bagelen. Ini adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Dari Yogya, waktu tempuhnya sekitar 2 jam. Apa yang unik dan menarik di Bagelen? Sahibul hikayat menyebut, Bagelen adalah sebuah komunitas Islam yang unik di kawasan Jawa Tengah. Bagelen dieprcaya menjadi sebuah titik akulturasi Islam di Jawa. Jamak diketahui, masuknya agama Islam di Jawa dibarengi percampuran dengan budaya Jawa atau budaya Hindu-Budha yang sudah ada sebelumnya. Di Bagelen, mempertahankan adat yang dipercaya sudah turun temurun itu, menjadi sebuah keniscayaan. Sejumlah pantangan sampai sekarang masih tetap dijalankan oleh warga di Bagelen - mereka menyebutnya sebagai Trah Bagelen.

Selain soal akulturasi Islam-Jawa, rakyat Bagelen dipercaya pula sebagai pejuang tangguh. Pada masa Diponegoro, warga Bagelen menjadi prajurit andalan Sang Pangeran.

Sebuah lokasi yang dikeramatkan di Bagelen adalah petilasan Nyai Ageng Bagelen - ia dipercaya sebagai nenek moyang yang menurunkan warga Bagelen. Konon, di lokasi inilah Nyai Bagelen dipercaya "moksa" atau menghilang.

Usai dari taping dialog di petilasan Nyai Bagelen, aku dan rombongan ke alun2 Purworejo. Kami buka puasa di sini. Lumayan juga, aku merasakan buka puasa di ranah orang, asing, sama sekali belum pernah kujejak. Solat magrib pun di masjid raya Purworejo, sebuah masjid yang menyimpan bedug dengan diameter terbesar di Indonesia.

Lepas Isya, baru kami kembali ke Yogya. Sepanjang perjalanan, yang kurenungkan adalah keragaman budaya dan tradisi di Indonesia. Bahkan, keragaman itu pun akhirnya mengena kepada sejumlah ajaran agama. Ah, apakah salah? Tidak juga. Toh, pencarian jatidiri manusia menuju penciptanya, punya dimensi spiritual dengan semangat yang sama: penyembahan terhadap yang satu.

.....bersambung....

No comments: